Etiam placerat
Sel Sebagai Satuan Unit Fungsional
B A B I
P E N D A H U L U A N
1.1.Latar Belakang
Hingga kira-kira 125 tahun yang lalu, pengetahuan mengenai sel masih terbatas. Meskipun pada saat itu para biolog telah yakin bahwa organisme hidup selalu terdiri dari sel baik organisme yang uniseluller maupun yang multiseluller. Sel merupakan unit terkecil dari mahluk hidup, yang dapat melaksanakan kehidupan. Sel disebut sebagai unit terkecil karena sudah tidak dapat dibagi-bagi lagi menjadi yang lebih yang terdiri sendiri. Sel dapat melakukan respirasi.
Kata sel berarti bilik kecil atau kotak kecil. Istilah tersebut pertama kali diperkenalkan oleh Robert Hooke, setelah melihat sayatan gabus tutup botol dengan menggunakan mikroskop sel yang dilihat pertama kali oleh Robert Hooke adalah sel mati.
Sel adalah suatu kesatuan fungsional mahluk hidup, bahwa proses yang terjadi didalam sel. Prosestersebut dilakukan oleh-oleh struktur sel yang memiliki fungsi tertentu.
Sel mengandung materi genetic yaitu materi penentu sifat-sifat Mahluk hidup.Dengan adanya materi genetic ,sifat-sifat mahluk hidup dapat diwariskan kepada keturunannya. Sifat-sifat mahluk hidup tergantung pada sifat sel secara individual.
1.2. Tujuan
Adapun tujuannya adalah untuk mengetahui teori sel, struktur sel, fungsi sel, pembelahan sel,dan cara sel mendapatkan nutrien.
1
B A B II
P E M B A H A S A N
2.1. Sejarah Sel dan Teori Sel
Perkembangan pengetahuan tentang sel, didahului dengan ditemukannya mikroskop oleh Zacharian Jansen dan Antonie Van Leuvan Hooke (1590) dari Belanda. Robert Hooke 1635-1703 dari Inggris menemukan sel pertama. Ia membuat preparat gabus dan terlihat struktur kecil berbentuk kotak yang merupakan dinding sel mati. Marcello Malpighi dengan bukunya “ Anatomy of Plants “ (1642 – 1712) Nahemia Grew (1675) menulis mengenai sistematik dan sifat-sifat sel tumbuhan. Robert Brown merupakan orang pertama yang menemukan nucleus sel tumbuhan dan Corti 1772 yang pertama melihat sel. Selanjutnya penemuan dalam biologi sel berlangsung pesat. Mathias Schleiden, ahli botani dari Jerman menyusun teori sel, Theodor Schultze pada hewan tingkat tinggi, Durjardin pada hewan tingkat rendah. Akhirnya Schultze menyatakan bahwa protoplasma merupakan basis fisik dari hewan dan tumbuhan. Hanstein membedakan bagian yang hidup dalam sel yang disebut protoplasma dan bagian yang mati disebut metaplasma. Sel dikenal sebagai satuan struktur fungsi fisiologis yang terkecil dari semua organisme hidup.
Perkembangan penemuan sel ini sejalan dengan perbaikan/ penemuan perangkat mikroskop demikian juga penemuan teknik pewarnaan yang dari waktu ke waktu semakin diperbaiki (inovasi).
2.2. Sel Sebagai Dasar Kehidupan
Tidaklah berlebihan jika dikatakan sel merupakan miniature mikro pabrik bermacam-macam zat kimia mulai dari senyawa sederhana sampai pada senyawa kompleks.
Dalam sel hidup, pengambilan nutrisi, transportasi zat, repirasi, ekresi, sintesis serta regulasi dapat berlangsung dengan sifat fisik dan sifat kimia protoplasma. Struktur sel tumbuhan maupun sel hewan tersusun atas komponen-komponen seperti yang diperlihatkan pada skema berikut.
2
plasmolemma
plastid, mitokondria dll
kariolimfa, kromatin
Dinding sel, iamella tengah, dinding primer dan dinding sekunder (pada tumbuhan)
2.3. Bahan Penyusun Protoplasma
Hasil analisa abu dangan kadari tumbuhan ditemukan unsur - unsur kimia dengan kadar relative tinggi terdapat dalam protoplasma, oksigen, karbon dan hydrogen dengan unsure nitrogen sebagai penyusun protein pembangun protoplasma. Reaksi ionisasi, reaksi enzimatis serta mineral memberikan kepekatan pada protoplasma sehingga difusi osmosis dapat berlangsung. Difusi dan osmosis ini merupakan suatu cara transportasi zat dari lingkungannya ke dalam sel. Mineral juga merupakan komponen suatu enzim misalnya enzim sitokrom yang bekerja pada respirasi sel. Kekurangan Fe pada makanan dapat menimbulkan anemia, pada tanaman hijau akan menyebabkan daun menjadi pucat. Pada tanaman, Fe berperan sebagai katalisator pada pembentukan klorofil. Molekul karbohidrat, lemak dan protein sebagai sumber energy yang dibebaskan pada proses respirasi dapat dimanfaatkan untuk melakukan proses-proses kehidupan.
3
2.4. Komponen Protoplasma
Sitoplasma dibedakan atas :
a. Plasmolemma = plasmaderm = ectoplasma
b. Polioplasma adalah sitoplasma bagian tengah mengandung butir-butir halus.
c. Tonoplasma, bagian sitoplasma yang berbatasan dengan vakuola.
d. Mitokondria, besarnya 0,2-5 mikrometer, menganduna enzim-enzim respirasi. Berselubung rangkap dua, membrane sebelah dalam bentuk Kristal dan sebelah luarnya bersifat elastic memungkinkan respirasi lebih lancer dan kuat.
e. Ribosom merupakan partikel-partikel yang berisi DNA, berperan membantu inti dalam mensintesa protein dari asam amino.
f. Ribosom pada sel hewan, berperan sebagai tempat mensintesa enzim-enzim dan menyimpannya
g. Badan golgi, berlapis-lapis, membrane halus, terletak disisi luar inti sel, didalamnya terdapat dua sentriol. Jika sel mulai membelah kedua sentriol ini memisah.
h. Plastida hanya dijumpai pada sel tumbuhan dan beberapa sel hewan yang bersel tunggal (protozoa). Ukurannya kedua setelah inti, berwarana, bentuk bulat memanjang, spiral, bintang.
i. Plastida dapat dibedakan atas :
- Leukoplas : plastid yang tidak berwarna, terdapat pada bagian tumbuhan yang masih muda yang tidak terkena sinar matahari.
- Klorofil a dengan rumus kimia : C55H72N4Mg warnanya hijau tua.
- Klorofil b dengan rumus kimia : C55H70O6N4Mg warnanya hijau muda.
- Kromoplas : umumnya berwarna kuning atau jingga, mengandung karotenoid terdapat pada wortel
- Retikulum endoplasma (RE) adalah saluran yang kecil dibatasi oleh membrane, berstruktur sebagai anyaman, berkelok-kelok didalam sitoplasma. Membran ini juga berhubungan
2.5. Komponen Non Protoplasma
a. Vakuola (V)
Pada sel tumbuhan yang masih muda jumlah vakuolanya banyak tersebar, berisi cairan. Pada sel tua jumlahnya lebih sedikit dan lebih besar. Secara umum peranan vakuola adalah mengatur tekanan osmosa sel dengan mengatur kepekatan plasma sel. Pada sel hewan vakuola berperan menimbun dan memindahkan senyawa, kadang-kadang berisi cairan yang didalamnya terdapat beberapa sel antara lain pigmen. Pada hewan tertentu membrane sel membentuk kantung yang mengelilingi partikel makanan, kemudian akan membentuk vakuola makan yang berperan mencerna makanan.
4
Pada hewan dapat menampung kelebihan air dan akan dibuang secara teratur bersama-sama sisa metabolisme, vakuola ini disebut vakuola kontraktil. Pada sel tumbuhan vakuola ini berisi cairan yang didalamnya terlarut zat-zat koloid, minyak atsiri dan antosian (pada bunga).
b. Dinding Sel
Pada waktu sel selesai membelah dinding selnya sangat tipis, zat penyusunnya adalahpektin dan protopektin. Dengan pertumbuhan pengembangan plasma, dinding sel dari dalam dipertebal oleh plasma dengan zat selulosa.
c. Plasmodesmata dan Noktah
Dinding sel pada waktu masih muda dan tipis, tertembus oleh benang-benang plasma (plasmodesmata). Plasmodesmata memungkinkan danya pertukaran zat antar sel, distribusi makanan dan meneruskan rangsangan. Setelah penebalan dinding sel berlangsung, tempat plasmodesmata tetap dipertahankan.
2.6. Cara Sel Memperoleh Nutrien
a. Difussi
Yaitu penyebaran zat padat, zat cair atau gas sampai mencapai konsentrasi yang seimbang pada suatu ruang. Penyebaran itu ditimbulkan sutatu gaya yang identik dengan energi kinetik. Baik zat padat molekul-molekulnya mempunyai kecenderungan untuk menyebar kesegala arah, sampai mencapai sutatu konsentrasi yang sama. Dari ketiga zat tersebut, gaslah yang paling mudah berdifusi
b. Osmosis
Pada hakikatnya osmosis adalah suatu proses difusi. Osmosis adalah difusi dari tiap pelarut melalui suatu slaput yang permiabel secara diferensial. Membrane sel yang meloloskan molekul tertentu, tetapi menghalangi molekul lain, disebut permaebel diferensial. Air merupakan pelarut universal. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melalui selaput yang permiabel secara diferensial dari suatu tempat berkosentrasi tinggi ketempat berkosentrasi rendah. Perlu ditekankan bahwa kosentrasi disini adalah kosentrasi pelarutnya.
5
c. Transpor Aktif
Transpor aktif adalah transport yang memerlukan energy di dalam sel energy yang digunakan adalah ATP (Adenosin Tri Phospat) yaitu simpanan energy kimia tinggi yang berasal dari energy hasil respirasi sel. Transpor aktif bersifat melawan gradient konsentrasi pada transport aktif terjadi pemompaan melewati membrane dan melawan gradient konsentrasi juga memerlukan energy yang berupa ATP. Transpor aktif berfungsi memelihara keseimbangan didalam sel contoh : sitoplasma sel darah manusia.
d. Endositesis
Suatu mekanisme yang lain dimana sel mengangkut bahan dari CES ke dalam sel, ialah dengan membungkus bahan tersebut dengan cara melekukkan sebagian dari membrane sel kearah dalam. Kantung yang terbentuk kemudian melepaskan diri dari bagian luar membrane dan membentuk vakuola di dalam sitoplasma.Pada beberapa sel partikel-partikel padat seperti bakteri, dapat dibungkus dengan cara ini. Amoeba mendapatkan makanan dengan membungkus mikroorganisme yang kecil dengan cara ini. Sel-sel darah putih mempunyai fungsi yang sangat penting dalam pembungkusan partikel, seperti bakteri yang mungkn masuk ke dalam tubuh hewan atau manusia peristiwa ini disebut pagositosis.
Endositosis memungkinkan makromolekul seperti protein, yang terlalu besar dan terlalu hidrofilik untuk difusi sederhana untuk masuk kedalam sel. Lekukan kecil membrane sel dapat dilihat dengan jelas. Kebanyakan dari lekukan itu membungkus CES dari ruang saringan, tetapi beberapa diantaranya terdapat disebelah lain dari dinding dan tampaknya seperti membungkus cairan dari dalam.
e. Eksositosis
Eksositosis adalah kebalikan dari endositosis. Pada sel-sel yang mengeluarkan protein dalam jumlah yang besar, protein tersebut pertama-tama berkumpul di dalam sebuah kantung yang dilapisi membrane di dalam sparat golgi, yang kemudian bergerak kepermukaan sel di mana membrannya lalu melekat pada membrane sel dan mengosongkan isinya keluar. Sel-sel yang melapisi usus kita. Mensintesis butir-butir lemak dan mengeluarkannya dengan eksositosis. Ada kemungkinan bahwa beberapa vakuola hanya mengeluarkan bahan buangan dengan cara eksositosis dan tidak didahului oleh endositosis.
6
2.7. Pembelahan Sel
Anak biasanya mirip orang tuanya. Namun selelu ada perbedaan yang menarik. Sifat-sifat orang tua atau induk, bukan hanya sifat-sifat fisiknya saja akan tetapi juga ciri-ciri kepribadian, temperamen, kemampuan mental akan Nampak dalam kombinasi yang khas pada tiap-tiap anak. Ini bukan hal yang kebetulan. Sifat-sifat herediter akan muncul, menghilang dan muncul kembali darisatu generasi kegenerasi berikutnya sebagai akibat dari proses yang teratur, dan bukan hal yang kebetulan.
a. Dasar-dasar Seluler Hereditas
Karena ciri-ciri fisik seperti tinggi badan, warna rambut dan warna mata serta bentuk hidung merupakan sifat-sifat herediter yang paling menonjol yang sering kita lupa bahwa sebenarnya hereditas adalah sifat sel. Mungkin kebenaran dari pernyataan ini akan lebih Nampak bila kita melihat bahwa kehidupan kita bermula dari satu sel tunggal, telur yang dibuahi yang dihasilkan dari penggabungan dengan sperma dari jantan. Apa yang terjadi selanjutnya sebagian besar ditentukan oleh warisan genetic yang terdapat pada telur yang dibuahi tersebut.
Telur yang dibuahi menerima setengah dari informasi herediter dari tiap sel kelamin yang membentuknya. Sementara mengalami pertumbuhan, telur yang telah dibuahi ini akan menduplikasi material genetiknya sehingga pada saat membelah akan menghasilkan sel-sel baru yang identik secara genetic. Tentu saja berjuta-juta sel yang akhirnya menyusun tubuh individu dalam beberapa hal akan berbeda satu sama lain.
Variasi diantara sel-sel tubuh dapat disebabkan oleh banyak factor, termasuk interaksi sel yang menyebabkan perbedaan ekspresi sifat-sifat herediter. Walaupun pembelahan sel menghasilkan sel-sel anak yang memiliki informasi genetic yang sama, akan tetapi memiliki juga perangkat dalam menginterprestasikan instruksi tersebut. Ini meliputi mitokondria, ribosom dan terutama enzim yang menghasilkan proses-proses metebolik. Produk zat-zat ini merupakan aktifitas sel yang utama.
b. Mitosis
Mitosis adalah salah satu bentuk pembelahan sel yang menjamin bahwa sel-sel anak secara genetic akan identik dengan sel-sel induknya. Ini melibatkan empat fase, yakni profase, metafhase, anafhase dan telofhase.
7
- Interfase
adalah bagian siklus sel saat dimana mitosis tidak terjadi dan selama fase ini sel akan tumbuh dengan mensintesa molekul-molekul nutrient. Karena interfase merupakan bagian terpanjang dari siklus sel, maka kebanyakan siklus sel yang diteliti secara mikroskopis adalah sel-sel interfase.
- Profase
Pada awal fase mitosis kromosom perlahan-lahan menebal dan sudah terlihat rangkap. Duo kromatid dari kromosom rangkap ini identik secara genetic. Setiap pasang kromatid terikat bersama pada satu daerah lekukan yang disebut sentromer. Juga selama profase, membrane ini mulai berdisintegrasi dan anak ini (nucleolus) tidak Nampak. Pada saat yang sam berkembang spindel mitosis yang tersusun dari mikrotubul-mikrotubul panjang diantara sepasang sentriol yang terletak berlawanan. Tiap sentromer kromosom rangkap terikat pada mikrotubul spindle. “serabut spindle ini terlibat dalam gerakan kromosom. Semakin mendekati profase, kromosom rangkap mulai bergerak menuju tengah-tengah spindle mitosis dan menempatkan diri pada sudut-sudut kanan terhadap aksis panjang spindle.
- Metafase
Saat kromosom telah mencapai bidang ekuator, sel dikatakan dalam tahap metaphase, metaphase ini berlangsung sangat singkat, yang tersingkat dari semua fase. Pada akhirnya metaphase, sentromer memisah sehingga tiap kromatid memiliki satu sentromer.
- Anafase
Mulainya anaphase ditandai dengan pemisahan kromosom anggota pasangan bergerak dalam arah yang berlawanan menjauhi garis tengah sel. Pada saat ini tiap kromatid dapat disebut kromosom.
Dari studi mikroskop electron dapat disimpulkan bahwa pengikatan serabut spindle pada kromosom sangat diperlukan untuk gerakan ini. Walaupun mekanismenya belum diketahui, serabut spindel tampaknya menarik sentromer dengan lengan kromosom mengikuti dibelakangnya.
- Telofase
Anafase dinyatakan selesai bila kromosom telah mencapai kutub yang berlawanan. Segera kromosom akan hilang dari pandangan dan mulai lagi kondisi interfase. Perlu diperhatiken bahwa pembelahan sitoplasma hanya sekedar pemisahan menjadi dua bagian tanpa jaringan kandungan bagian-bagiannya akan sama. Beberapa organel dalam sitoplasma dapat menduplikasi diri atau terbentuk dari struktur situplasma itu sendiri. Pada banyak kasus, pembagian sitoplasma yang tidak sam merupakan langkah awal proses diferensiasi sel.
8
- Meiosis
Mitosis menjamin bahwa sel-sel anak akan menerima jumlah kromosom yang sama dengan sel induknya. Sel-sel tubuh yang tidak dihasilkan dengan cara ini hanya sel telur dan spermatozoa.
1. Meiosis I
- Profase I
Peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sitoplasma selama profase 1 menyerupai apa yang terjadi pada mitosis, membrane inti tak tampak dan sentriol mengorganisasi membentuk spindel. Sintesa DNA sudah sempurna pada awal profase pada saat nampaknya kromosom rangkap . Akan tetapi berbeda dengan perilaku kromosom mitosis, pada meiosis dua kromosom pada tiap pasangan mengelompok dalam suatu pola gen ke gen yang sangat spesifik.
Karena tiap kromosom dalam pasanganitu atau terdiri dari dua kromatid, maka tiap pasangan mengandung empat set material genetic, dua maternal dan dua peternal. Pasangan kromosom semacam ini membentuk suatu tedrad. Selama pasangan yang berdekatan ini atau sinapsis, kromatid yang berdekatan terjalin dan sering patah dan berkombinasi. Pertukaran yang dihasilkan dari pindah silang (Crosover) ini akan membawa keuntungan dalam variabilitas genetic. Hal inilah yang penting dalam proses evolusi pada akhir profase 1 pasangan kromosom tersebut (sinapsis) akan bergerak ketengah-tengah spindal sel.
- Metafase I
Kromosom hasil duplikasi (tetrad) ini berjajar berhadap-hadapan di sepanjang ekwator nucleus dan melekat pada benang gelendong, yaitu pada sentromer kromosom.
- Anafase I
Pada anafase II kromosom tedrad memisah. Satu anggota pasangan bermigrasi menuju kesatu kutub sedang pasangan yang lain menuju ke kutub berlawanan. Perlu diperhatikan bahwa sentromer tidak memisah pada meiosis I, berbeda dengan perilakunya pada mitosis. Sebagai gantinya, satu kromosom rangkap pada tiap pasangan bermigrasi kesatu kutub spindel, sedangkan kromosom rangkap yang lain kekutub yang lain.
- Telofase I
Pada telofase I kromosom telah mencapai kutub masing-masing. Sitoplasma sekarang membelah, menghasilkan 2 sel anak. Pemisahan ini merupakan akhir dari meiosis I.
9
1. Meiosis II
Periode antara telofase I dua sel anak tak perlu berduplikasi sebab masing-masing sudah rangkap. Pada profase II, masing-masing sel anak membentuk spindel yang lain dan pada metaphase II kromosom rangkap tersusun pada spindel tersebut. Tahapan ini berbeda dengan metaphase mitosis yang mana saat ini hanya ada satu pasangan kromosom pada tiap sel, walaupun tiap kromosom mengandung dua kromatid. Sentromer kromosom-kromosom ini segera akan memisah dan kromosom anak yang baru akan bermigrasi ke kutub. Pada telofase II sitoplasma akan membelah dan akan nampak kembali struktur interfase seperti biasanya. Masing-masing dari empat sel baru yang dihasilkan dari meiosis adalah gamet haploid.
2. Spermatogenesis dan Oogenesis
Pada laki-laki dewasa, sel-sel sperma yang fungsional dihasilkan dalam tubulus seminiferus di testis. Bagian tepi tubulus seminiferus mengandung sel-sel yang mempunyai fungsi khusus yang dikenal sebagai spermatogonia. Spermatogonia merupakan sel diploid pada tahap awal perkembangan embrio. Spermatogonia mengalami pembelahan secara mitosis untuk menghasilkan lebih banyak spermatogonia dan secara meiosis untuk menghasilkan spermatid.
Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum (haploid) dan terjadi di dalam ovarium.
Oogenesis dan spermatogenesis berbeda dalam tiga hal penting yaitu sebagai berikut :
- Selama pembelahan meiosis dalam oogenesis sitokinesis bersifat tidak sama sitoplasma dipenuhi oleh oosit sekunder. Sel yang sempurna dengan sitoplasma akan terus berkembang menjadi ovum, sedangkan sel yang kecil akan mengalami (badan polar) kemudian mengalami regenerasi.
- Saat seorang wanita dilahirkan ovariumnya telah mengandung sel yang akan berkembang menjadi sel telur
- Proses oogenesis memiliki siklus yang panjang dan melalui periode istirahat.
10
B A B III
P E N U T U P
2.1. KESIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya, 2007. Aktif Biologi. Ganeca exact, Jakarta
Anonim, 2000. Garis-garis Besar Program Pengajaran. Palu
Sri Maryati, 2004. Biologi. : Erlangga, Jakarta
22.53 | Label: Biologi Umum | 1 Comments
Sistem Klasifikasi Secara Umum
MAKALAH
ZOOLOGI INVERTEBRATA
(SISTEM KLASIFIKASI SECARA UMUM)
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK IX
WEN ENGEL BERD A 221 10 006
NENI PUSPITA A 221 10 023
DESY YULFITHA A 221 10 074
SITTI AMINAH A 221 10 100
SUPRIANTO A 221 10 116
SITI RAHMATIA A 221 10 117
ADRIANA A 221 10 119
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2010
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah mamberi limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Makalah ini dapat terselesaikan atas bantuan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada, Bapak, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan kesempatan membimbing dan mengarahkan dalam penulisan makalah ini.
kami sadar bahwa makalah ini masih banyak terdapat kesalahan penyusunan kata maupun kalimat oleh karena itu, penulis mohon saran dan kritikan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, amin.
Palu, 15 Maret 2010
Kelompok I
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………….. 2
1.3 Tujuan ……………………………………………………………………………………. 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Dasar-dasar Klasifikasi………………………………………………………………………. 4
2.2 Sejarah klasifikasi……………………………………………………………………………… 5
2.3 Asas-asas klasifikasi………………………………………………………………………….. 6
2.4 Sistem Binominal……………………………………………………………………………… 7
2.5 Sifat-sifat Penting Dalam klasifikasi………………………………………………….. 8
2.6 Kunci Determinasi…………………………………………………………………………….. 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………………………. 11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Untuk memudahkan mempelajari makhluk hidup yang beragam, para pakar melakukan penggolongan atau klasifikasi. Dalam system klasifikasi terlebih dahulu dilakukan pencandraan atau identifikasi. Identifikasi didasarkan pada persamaan atau perbedaan ciri bentuk luar(morfologi), susunan tubuh ( anatomi), faal tubuh ( fisiologi), perilaku dan kromosom(gen).
Makhluk hidup yang memiliki persamaan ciri dikelompokkan kedalam suatu unit Yang disebut takson, dan takson disusun dari tingkat yang tertinggi ketingkat terendah. Makhluk hidup yang memiliki sedikit persamaan cirri dikelompokkan kedalam tingkatan takson yang tinggi, dan sebaliknya makhluk hidup yang banyak memiliki persamaan ciri dikelompokkan kedalam golongan yang sama atau tingkatan takson terendah. Makhluk hidup yang memiliki banyak kesamaan cirimerupakan makhluk hidup yang memiliki kekerabatan yang dekat. Sebaliknya, makhluk hidup yang memiliki banyak perbedaan cirri merupakan makhluk hidup yang jauh kekerabatannya.
Sistem klasifikasi selalu mengalami pengembangan seiring dengan perekembangan ilmu penegetahuan. Pada awalnya mahkluk hidup hanya dikelompokkan menjadi dua kingdom (kerajaan), yaitu plantea (tumbuhan) dan animalia (hewan). Jamur masih digolongkan kedalam kelompok tumbuhan. Kemudian diketahui bahwa jamur ternyta tidak berklorofil dan dinding selnya dari khitin, sedangkan tumbuhan dari sellulosa. Selanjutnya, makhluk hidup dibedakan menjadi 3 kingdom, yaitu fungi ( jamur), plantae dan animalia.
1
Makhluk hidup bersel satu yang tidak memiliki membrane inti digolongkan sel prokariotik, yaitu bakteri dan ganggang (algae) hijau biru. Keduanya dikelompokkan menjadi kingdom tersendiri, yaitu kingdom monera, sehingga muncullah system klasifikasi 4 kingdom, yaitu monera, fungi, plantae, dan animalia. Dalam perkembangan selanjutnya ternyata masih ada kelompok makhluk hidup bersel satu yang berbeda dengan golongan monera, sehingga dikeluarkan membentuk kingdom tersendiri yaitu protista ( protozoa dan algae biru – hijau). Maka muncullah system klasifikasi lima kingdom, yang terdiri dari monera, protista, fungi, plantae dan animalia. Sedangkan virus yang memiliki cirri makhluk hidup dan benda mati, digolongkan diluar kingdom makhluk hidup.
1.2.Rumusan Masalah
1. Jelaskan pemahaman dasar-dasar klasifikasi ?
2. Jelaskan sejarah singkat dari klasifikasi ?
3. Jelaskan asas-asas dalam klasifikasi ?
4. Jelaskan pemahaman tentang system binominal ?
5. Jelaskan sifat-sifat penting dalam klasifikasi
6. Jelaskan mengenai kunci determinasi ?
2
1.3.Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami dasar-dasr klasifikasi
2. Untuk mengetahui dan memahami sejarah singkat klasifikasi
3. Untuk mengetahui dan memahami asas-asas klasifikasi
4. Untuk mengetahui dan memahami system binominal
5. Untuk mengetahui dan memahami sifat-sifat penting klasifikasi
6. Untuk mengetahui dan memahami kunci detrminasi
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Dasar-dasar Klasifikasi
2.1.1. BERDASARKAN PERSAMAAN
Kita dapat mengelompokkan maklhuk hidup berdasarkan mersamaannya seperti pada sapi dan kuda.Dengan mengamati ciri-cirinya kita dapat memasukkan kuda dan sapi kedalam kelompok hewan bertulang belakang, atau kedalam kelompok hewan menyusui (mamalia) karena memiliki kelenjar susu. Kuda dan sapi juga dapat dimasukkan kedalam kelompok hewan tetrapoda (berkaki empat) karena sama .
2.1.2. BERDASARKAN PERBEDAAN
Meskipun kuda dan sapi merupakan satu kelompok hewan mamalia, kita dapat pula memisahkan keduanya sebagai kelompok yang berbeda berdasarkan perbedaan cirinya. Misalnya, kuda memiliki jumlah jari yang ganjil pada setiap kakinya sehingga termasuk kedalam kelompok mamalia berjari ganjil (perisodactya), Sedangkan sapi memiliki jumlah jari yang genap pada setiap kakinya sehingga termasuk kedalam mamalia berjari genap (artiodactyla), demikian pula dengan kambing dan kerbau.
2.1.3. BERDASARKAN MANFAAT
Pengelompokan merupakan salah satu upaya dalam mengklasifikasi. Hampir setiap orang melakukan klasifikasi terhadap makhluk hidup. Dalam dunia tumbuhan, kita mengkelompokkan mawar, melati, cemara, dan bugenfil sebagai tanaman hias. Kacang, jagung, dan ketela dikelompokkan kedalam tanaman budidaya. Kacang tanah, kacang merah, dan kacang panjang dikelompokkan kedalam kacang-kacangan.
Klasifikasi dapat dilakukan oleh siapa saja asal memiliki dasar dan tujuan yang jelas.
4
Misalnya bayam, kol, kentang, kacang panjang, wortel, dan sawi dimasukkan kedalam kelompok sayur-sayuran. Dasar pengelompokan itu adalah bahwa tanaman-tanaman tersebut dapat digunakan sebagai sayuran, sedangkan tujuannya adalah untuk memudahkan manusia dalam memanafaatkan tanaman-tanaman tersebut sebagai sayuran.
2.1.4. BERDASARKAN CIRI MORFOLOGI DAN ANATOMI
Kalsifikasi ddidasarkan pada persamaan atau perbedaan ciri tertentu. Ciri-ciri yang digunakan terutama adalah ciri anatomi dan morfologi. Morfologi adalah ciri yang tampak di bagian luar tubuh, sedangkan ciri anatomi adalah ciri yang terdapat di dalam tubuh makhul hidup.
Pada tumbuhan ciri morfologi yang dapat digunakan seperti warna bunga, bentuk bunga, bentuk biji, kekerasan biji, bentuk pohon, bentuk daun, dan lain-lain. Atau pada ciri anatomi seperti ada tidaknya kembiun, bentuk berkas pembuluh,-sama memiliki empat kaki.
2.2. Sejarah Klasifikasi
Pada abad ke 18 (sekitar 250 tahun lalu), Carolus Linnaeus, ahli Botani warga Swedia, memperkenalkan sistem klasifikasi makhluk hidup berdasar kepada penampakan fisiknya. Sebelumnya pun sudah ada metoda klasifikasi namun tidak lengkap dan sebagus yang diusulkan ole Linneaus. Setiap organisme sejenis masuk dalam kelompok species, species kepada genus, setiap genus ke family tertentu; yang urutan klasifikasinya dari atas: kingdom, phylum, class, ordo, family, genus, species. Suatu yang khas terjadi pada masa itu, biologi pun dicampur adukkan dengan teologi, Linneaus pun pernah mengatakan “Tuhan menciptakan, Linnaeus mengklasifikasikan”. Kemudian munculah Darwin dengan teori evolusinya bahwa kehidupan di bumi ini berhubugan erat dengan pohon evolusi raksasa, dengan organisme ber-sel satu dibagian akarnya dan species yang survive di masa ini ada di puncaknya. Antara akar dan puncak pohon terdapat jutaan (kalau tidak milyaran) cabang yang menunjukkan masa-masa sejarah berkembangnya evolusi mahluk hidup.
5
Taxonomi dari Linneus ini pun tetap dipakai karena sistem klasifikasi berdasar kemiripan ini sesuai dengan apa yang jadi fakta evolusi juga: mahluk hidup yang mirip cenderung ‘berkerabat dekat’.
Namun perkembangan pesat teori evolusi terutama dengan berbagai penemuan fosil di abad lalu, makin menunjukkan bahwa klasifikasi berdasasar kemiripan dari Linneus ini tidak cukup bagus lagi. Misalnya Willi Hennig, entomolog dari Jerman pada 1960-an memperkenalkan cladistik, suatu metoda penentuan cabang dalam pohon kehidupan. ‘Penyesuaian’ pada metoda taxonomi Linneus ini mengelompokkan organisme berdasar pada leluhurnya dibanding hanya berdasar kemiripan. Namun pembaharuan ini pun dianggap makin membuat kesimpangsiuran oleh saintis yang kemudian memperkenalkan sistem klasifikasi baru yang bernama Phylocode.
Dengan kata lain, kelompok Phylocode beranggapan lebih baik mulai dari awal lagi melakukan klasifikasi mahluk hidup yang bukan berdasar kemiripan seperti yang diusung oleh Linneus hampir 3 abad lalu itu. Salah satu penggagasnya, Jacques Gauthier, berpendapat bahwa biologi telah banyak berubah sejak Darwin, namun system klasifikasinya tidak (baca: taxonomi Linneus).
Tentu saja ini mendapat tentangan yang luar biasa, karena akan membawa dampak pada perubahan radikal, mulai dari penyesuaian buku teks, manual, serta perubahan klasifikasi jutaan mahluk hidup yang pernah dibuat sebelumnya. Seperti biasa kemunculan ide baru dalam sains, selalu ada pihak yang mempertahankan ide lama walau dirasa itu makin kurang memuaskan. Dan biasanya ide baru baru tumbuh subur kalau terjadi ‘proses alamiah’, yaitu melalui pergantian generasi dari para pendukung ide lama. Hal ini berhubung saintis generasi baru biasanya tidak terikat secara emosional dengan ide lama dan biasanya relatif terbuka dengan adanya perubahan.
2.3 Asas-Asas Klasifikasi
Klasifikasi pada makhluk hidup adalah teknik untuk memisahkan atau mengelompokkan makhluk hidup ke dalam kelompok-kelompok yang berbeda yang berdasarkan persamaan ciri-ciri tertentu. Klasifikasi makhluk hidup ini timbul karena adanya perbedaan-perbedaan pada makhluk hidup yang disebut dengan variasi.
Pengklasifikasian makhluk hidup ialah untuk menyederhanakan suatu objek studi
6
yang banyak dan bervariasi sehingga dapat mempermudah mereka dalam mempelajari dan mengenal setiap jenis makhluk hidup. Sejumlah keterangan mengenai ciri-ciri bagian-bagian pada tubuh organisme yang digunakan untuk menentukan termasuk kelompok manakah organisme itu. Keterangan itu disebut dengan kunci determinasi.
Klasifikasi ialah menempatkan bersama-sama dalam kategori hal-hal yang mirip satu sama lain. Salah satu pola klasifikasi yang pertama-tama ialah menempatkan semua bentuk hewan yang hidup habitat yang sama dalam satu kategori. Macam kalsifikasi ini sering didasarkan pada prinsip bahwa makhluk yang memiliki organ analog harus dikelompokkan bersama. Organ analog ialah organ yang mempunyai fungsi yang sama. Sirip ikan dan sirip ikan paus serta sayap pingui adalah organ analog karena semuanya digunakan untuk berenang. Sayap pada burung, kelelawar, dan serangga merupakan organ analog yang memungkinkan hewan tersebut dapat terbang.
Adanya pengertian bahwa organisme-organisme dapat menyerupai satu sama lain yang merupakan suatu cara yang benar-benar berarti, memungkinkan naturalis Swedia, Carolus Linnaeus, menemukan sistem klasifikasi. Pada tahun 1753, dia menerbitkan suatu klasifikasi tentang tumbuhan, lalu pada tahun 1758 mengenai hewan. Untuk karya ini dia dijuluki sebagai bapak taksonomi , nama yang diberikan telah mengenai klasifikasi. Semua makhluk yang bersama-sama mempunyai organ homolog merupakan klasifikasi yang berdasarkan pada kekerabatan. Semua makhluk yang bersama-sama mempunyai organ-organ homolog adalah berkerbatan satu sama lain, karena mewarisi organ-organ homolognya dari moyang yang sama.
2.4 . Sistem binominal
lineaus memelopori cara pemberian nama makhluk hidup dengan menggunakan system binomial nomenklatur (system tata nama ganda). Ketentuan penamaan tersebut Adalah Sebagai berikut :
a. Nama ilmiah ditulis denngan bahasa latin atau bahasa asing yang dilantinkan. Misalnya, nama ilmiah melinjo adalah Gnetum gnemon yang berasal dari bahasa melayu gnemu
b. Setiap nama jenis terdiri dari 2 kata. Kta pertama menunjukan genus, sedangkan kata ke dua menunjukan spesies. Contohnya, nama ilmiah Harimau adalah Felis tigris dan nama ilmiah padi adalah Oryza sativa.
7
c. Huruf pertama pada kata pertama ditulis dengan huruf besar, misalnya Felis dan Oryza. Adapun huruf pertama pada kata kedua ditulis dengan huruf kecil, misalnya tigris dan sativa.
d. Nama jenis makhluk hidup dicetak miring, misalnya Oryza sativa, atau dapat juga diberi garis bawah, misalnya Oryza sativa.
e. Nama varietas ditulis sebgai kata ketiga misalnya, Oryza sativa glutinosa yaitu nama lain dari padi verietas ketan.
2.5. SIFAT-SIFAT PENTING DALAM KLASIFIKASI
2.5.1.Simetri
Simetri adalah suatu keadaan pada tubuh organisme atau alat, yang apabila dibagi oleh suatu bidang tertentu maka kedua belahannya yang satu merupakan bayangan cermin dari yang lain. Simetri ada 4 macam.
a. Simetri Bilateral
Apabila dibuat suatu bidang pembagi dengan arah craniocaudal (bidang median) tubuh maka dalam belahan yang dihasilkan yang satu merupakan bayangan cermin dari yang lainnya. Simetri bilateral kebanyakan terdapat pada hewan-hewan yang bergerak maju yang mempunyai tanda-tanda khas : Bagian anterior merupakan bagian kepala yang mempunyai alat indera, susunan saraf pusat dan mulut, atau hewan-hewan yang merayap sehingga hewan-hewan simetri bilateral mempunyai bagian-bagian dorsal, ventral, anterior dan posterior. Contoh : manusia, tetrapoda, ikan, kupu-kupui, cacing pipih.
b. Simetri Radial
Keadaan ini terdapat pada heewan-hewan yang beberapa bagian tubuhnya tersussun sedemikian rupa yang mengelilingi suatu axis tertentu. Simetri radial biasanya terdapat pada hewan-hewan yang tidak begitu aktif berpindah=pidah seperti : Hydra, ubur-ubur.
Pada hewan ini hanya dapat dibedakan menjadi bagian atas dan bagian bawah.
8
c. Simetri Spherik
Keadaan ini terdapat pada hewan yang bentuk tubuhnya bulat seperti bola kebanyakan terdapat pada protozoa khususnya pada kelompok-kelompok protozoa homoxoni. Miaslnya : Noctiluca miliaris, Actinosperium.
d. Simetri Biradial
Keadaan ini merupakan kombinasi antara simetri bilateral dan simetri radial, oleh karena bentuk badannya bulat dan dapat dibagi menurut jari-jari dan dibelah dua. Misalnya Asterias.
2.5.2. Lapisan Germinal
Ektoderm : Memiliki lapisan luar
Mesoderm : memiliki lapisan tengah
Endoderm : memiliki lapisan dalam
2.5.3. Coelon
Coelom adalah rongga yang dibentuk oleh mesoderm. Coelom diklasifikasikan menjadi :
a. Radiata
b. Acoelomata
c. Pseudocelomata
d. Schizocelomata
e. Enterocolemata
2.5.4. Metamerisme
Metamerisme adalah keadaan berulang dari susunan tubuh atau disebut juga dengan segmentasi atau somit.
9
2.6. Kunci Determinasi
Kunci determinasi digunakan unuk mencari nama hewan atau tumbuhan yang belum diketahui namanya. Aturan dlam kunci determinasi ialah membandingkan ciri-ciri morfologi organisme yang berlawanan. Kunci determiunasi disebut juga kunci Dikiotomi. Artinya apabila suatu organisme memiliki ciri-ciri yang satu, berarti ciri yang lain akan gugur.
10
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu sebgai berikut :
1. Klasifikasi pada makhluk hidup adalah teknik memisahkan atau mengelompokkan makhluk hidup ke dalam kelompok-kelompok yang berbeda berdasrkan persamaan cirri-ciri tertentu.
2. Klasifikasi pertama kali diperkenalkan oleh ahli Botani dari Swedia bernama Carolus Linneaus. Sistem klasifikasi makhluk hidup berdasar kepada penampakkan fisiknya,
3. Dasar-dasar klasifikasi terbagi menjadi 4 bagian yaitu:
- Berdasarkan persamaan
- Berdsarkan perbedaan
- Berdsarkan manfaat
- Berdsarkan cirri morfologi dan antomi
4. Linneaus memelopori cara pemberian nama makhluk hidup dengan menggunakan system binominal nomenklatur (system tata nama ganda).
5. Sifat-sifat penting klasifikasi terbagi 4 macam yaitu :
- Simetri
- Lapisan germinal
- Coelon
- Metamerisme
6. Kunci determinasi digunakan untuk mencari nama hewan/ tumbuhan yang belum diketahui namanya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. KLASIFIKASI ILMIAH (http://id.wikipedia.org/wiki/klasifikasi_ilmiah. Diakses, 14 Maret 2011.
Anonim. 2010. KLASIFIKASI (http://klikbelajar.com). Diakses, 14 Maret 2011.
Ardianni. 2008. KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP (http://ardiannisworld.blogspot.com/2008/07/dasar-klasifikasi-makhluk-hidup.hml). Diakses, 14 Maret 2011.
22.50 | | 2 Comments
Langganan:
Postingan (Atom)
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
Diberdayakan oleh Blogger.
Translate
About Me
- Unknown
Cuteki widget gadget